Friday, December 28, 2012

Berikanlah aku anak ya... TUHAN

Menikah diusia 22 tahun, bisa dibilang cukup muda untuk ukuran zaman sekarang. Namun itu adalah pilihan hidupku, aku memang mendambakannya sejak aku masih kecil.

Hari yang ditunggupun tiba, akhirnya aku menikah dengan seorang pria yang sangat mencintaiku dan aku pun sangat mencintainya.
Masih terngiang dengan jelas di telingaku pada saat kami mengucapkan janji setia pernikahan (Juni, 2010) untuk saling menerima saat susah maupun senang, suka ataupun duka, kaya ataupun miskin, sakit ataupun sehat.

Hari-hari kami lalui dengan penuh kebahagiaan, sambil mengharapkan untuk segera mendapat momongan. walaupun usiaku masih muda, namun bertaut cukup jauh dengan suamiku yaitu 9 tahun. Sehingga tidak ada alasan untuk menunda-nunda untuk segera memiliki keturunan.

Satu tahun pertama terlewati, namun kami belum juga dikaruniai seorang anak. keinginan mempunyai anak begitu menghantui pikiranku. setiap kali melihat pasangan lain yang baru mempunyai anak, atau mendengar ibu-ibu yang sedang bercerita tentang anak mereka, aku selalu bersedih, bahkan tak jarang aku menangis.
kala malam tiba aku sendirian dikamar, jika teringat dan memikirkan tentang anak, aku selalu menangis....... "sambil berdoa Ya, Tuhan berikanlah aku seorang anak, bukankah anak adalah rejeki dan anugerahmu, jika memang belum saatnya, berikanlah kesabaran kepadaku yach Tuhan, untuk menunggu waktumu"

Di awal tahun 2012, aku mendapatkan kabar buruk yang membuatku hancur, dokter memvonis bahwa ada kista di dalam rahimku, tepatnya menempel di sekitar indung telur, dengan ukuran yang sudah cukup besar +/- 10cm, dan aku harus segera dioperasi.
Aku menangis sejadi-jadinya, "Ya, Tuhan mengapa Engkau memberikan cobaan seperti ini padaku, tahun lalu aku baru saja naik meja operasi untuk sakit usus buntuku, sekarang aku harus dioperasi lagi"
Untungnya suamiku sangat baik dan pengertian, dia selalu menguatkanku "sabar, mungkin ini memang sudah jalannnya, jalanin saja dengan ikhlas". Mungkin kista inilah yang menyebabkanku belum bisa hamil sampai saat ini. Tidak tahan dengan keluh kesahku, aku menelpon ibu ku yang tinggal berbeda kota denganku, aku menceritakan seluruh kesedihanku, air mataku tumpah ruah selama berjam-jam saat aku bertelepon. Ibu menguatkanku untuk tetap bersabar dan berserah kepada Tuhan, dan memintaku untuk segera melakukan operasi, sehingga jika kista tsb sudah diangkat, dan kondisi rahimku sudah bersih akan lebih mudah buatku untuk segera hamil dan mempunyai anak.

Pasca Operasi, aku harus tetap rajin kontrol, dan menjalani terapi suntikan yang berfungsi untuk mencegah penyebaran bibit kista di sekitar rahimku. 1x suntik harganya lumayan mahal jutaan rupiah, dan aku harus disuntik sebanyak 3x, dan Setiap bulan setelah hari ke-2 menstruasi aku juga harus kontrol, untuk mengetahui kondisi rahimku. Akupun berharap agar bisa segera hamil karena Aku sudah sangat menantikan adanya suara tangisan bayi dalam rumahku, air mataku sering jatuh sendiri tanpa aku sadari, begitu aku melihat foto keponakanku, rasa pilu menyelimuti hati "Kapankah giliranku yach Tuhan untuk menimang bayi dalam dekapanku". Aku sampai berpikir, mungkin kah aku tidak akan bisa punya anak. Disetiap malam aku selalu berdoa memohon kepada Tuhan untuk memberikan aku anak, dan aku percaya bahwa waktu Tuhan adalah yang berbaik untukku. JIka aku mengingat bahwa ada teman dan orang-orang lain yang bahkan sudah lebih dari 6 tahun belum mempunyai anak, hal itu menguatkanku, bahwa ada orang yang juga menantikan hal seperti yang aku inginkan, dan di dunia ini banyak sekali orang-orang sepertiku yang mengharapkan kehadiran anak, jadi harus lebih bersabar.

Namun, kesedihanku belum berakhir, masih dalam proses penyembuhanku yang belum tuntas, aku kembali mendengar berita buruk, bak kilat yang menyambar di siang bolong atau seperti tamparan keras pada wajahku, aku harus menerima kenyataah pahit bahwa kista kembali bersemi di rahimku. TIDAKKKKKKKK, OH TUHAN, mengapa hal ini kembali berulang kepadaku, dalam waktu yang cukup dekat, penyakit ini muncul lagi.

Saat itu aku pergi ke dokter sendirian, air mataku mengalir berlinang-linang, aku menangis terisak-isak sampai tidak bisa mengeluarkan suara, aku mengalami shock. Akhirnya aku pulang ke rumah, mengendarai sepeda motorku seorang diri, dengan air mata yang tiada henti. aku hanya memohon kepada Tuhan, beri aku kekuatan sehingga aku bisa sampai di rumah dengan selamat, karena kondisiku yang sudah sangat lemah dan kehabisan energy akibat mendengar kabar buruk tsb. Sesampainya dirumah dengan deraian air mata, aku menelpon ibu ku, "Ibu, kistaku muncul kembali +/- 3 cm, indung telurku sisa satu, jika kista ini membesar dengan cepat dan indung telurku rusak lagi, maka harapanku untuk memiliki anak akan pupus selamanya, karena indung telurku harus diangkat bersama kistanya, apa yang harus aku lakukan, tolong aku ibuuuuuu, aku tidak mau jika sampai tidak bisa punya anakkkkkkk, kenapa Tuhan kasih aku cobaan seperti ini bu?????? Mengapa????????" ibukupun ikut menangis bersamaku, dan hanya bisa kembali menguatkanku untuk tetap bersabar dan kuat, bahwa dibalik semua peristiwa ini pasti ada sesuatu yang indah yang akan Tuhan berikan kepadaku. 
Saat suamiku kembali ke rumah, dia kaget melihat keadaanku yang terbaring lunglay di ranjang, dengan mata yang sembab dan air mata yang terus menetes, akupun menceritakan kejadian di dokter tadi sore, bahwa kista sudah mulai tumbuh kembali di rahimku, dan dokter menyarankan agar kami segera mengikuti program bayi tabung, itupun jika kami ingin segera mempunyai anak, dikarenakan tidak ada jaminan kedepannya untuk bisa punya anak jika aku sudah tidak memiliki indung telur, namun yang menjadi kendala adalah dari mana kami harus mendapatkan uang, karena program bayi tabung tidaklah murah, butuh uang yang banyak. "sayang, bagaimana jika aku tidak bisa memberikanmu anak atau keturunan????". Beruntung aku memiliki seorang suami yang baik hati dan setia, seperti janji pernikahan kami, dalam keadaan sehat atau sakit tetap bersama, "Kita harus bersabar dan belajar menerima cobaan ini, tandanya kita mau naik kelas, kamu harus ikhlas menjalaninya, semua adalah kehendak Tuhan, dia akan memberikan yang terbaik kepada umatNya, kita harus lebih setia berdoa mohon kekuatan dari-Nya. AKu percaya kita pasti mampu melewati ini semua, kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk pengobatanmu ataupun untuk ikut program bayi tabung, hasil akhirnya tetap kita serahkan kepada Tuhan", kata-kata suamiku itu membuatku lebih tenang dan begitu menguatkanku. Malam itu kami berdoa bersama dan mengucap syukur untuk semua permasalahan yang sedang kami hadapi, karena Tuhan tahu yang terbaik untuk kami.

Semingguan setelah itu, aku sibuk untuk konsultasi ke berbagai dokter kandungan, untuk mencari alternatif solusi yang terbaik untuk kasusku, dari 3 dokter yang aku temui, diagnosa mereka ternyata sama semua, bahwa kista memang ada di indung telurku, dan merujuk dari kasusku sebelumnya, bahwa perkembangan kista ditubuhku sangatlah cepat, sebelum kista ini membesar lagi, aku harus cepat mengambil tindakan pencegahan. Entah diobatin lalu ikut program bayi tabung, atau mau dioperasi angkat lagi kistanya baru ikut program bayi tabung. Ujung-ujungnya aku tetap disarankan untuk ikut program bayi tabung itu jika kami memiliki kecukupan dana, namun jika kami tidak memiliki kecukupan dana maka dokter hanya menyarankan kami untuk berserah dan banyak berdoa, agar Tuhan memberikan yang terbaik kepada kami.

Finally, kami memutuskan bahwa awal tahun 2013, aku akan menjalani operasi pengangkatan kista tersebut, dikarenakan kista masih kecil sehingga belum berbahaya bagi indung telurku. setelah pemulihan paca operasi dan kondisiku rahimku sudah bersih dan sehat, kami akan segera mengikuti program bayi tabung. Puji Tuhan, ayah mertuaku berbaik hati untuk membantu pendanaan proses bayi tabung tersebut.

Sekarang aku sudah lebih kuat dan tegar, serta sudah bisa menerima kenyataan atas kondisiku, kekuatan itu aku dapatkan karena aku memiliki pengharapan yang tiada henti kepada Tuhan, setiap malam aku selalu berdoa agar Tuhan memberikan aku kekuatan, memelihara kesehatanku, dan aku percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah memberi cobaan melebihi kekuatan yang dimiliki oleh hambanya. Dan tetap memohon agar Tuhan memberikanku kesempatan untuk mempunyai anak, " Berikanlah aku anak  yach TUHAN, namun biarlah kehendakMu yang terjadi padaku, amin"


********

Cerita ini penulis angkat dari kisah nyata seorang kerabat yang sedang berjuang untuk menghadapi penyakit kista yang dideritanya. 
Disini, penulis ingin menyimpulkan bahwa setiap orang memiliki harapan dan keinginan yang berbeda-beda, dan tidak semua harapan tersebut akan terwujud dengan mulus atau tanpa hambatan. Namun ketekunan, kesabaran, kesetiaan dan keyakinan yang kuat akan membantu kita tetap tegar dalam menghadapi segala cobaan dan permasalahan dalam hidup. Kita bukanlah satu-satunya orang yang menderita, diatas langit masih ada langit. Berusahalah semaksimal mungkin untuk mencari jalan keluar dari persoalan hidup tsb, tetapi jangan lupa untuk tetap menyerahkan hasil akhir kepada sang Pencipta.


Untuk kerabatku yang sangat aku sayangi dan cintai, lewat tulisan ini aku ingin sampaikan bahwa engkau harus tetap kuat, tetap semangat, semoga cepat sembuh, dan semua proses yang akan dijalani ditahun 2013 akan berjalan lancar. kami semua keluarga, sanak saudara, kerabat, teman dan sahabatmu akan terus mendukungmu dalam doa, dan berharap yang terbaik untukmu.



Harus tetap optimis bahwa Tuhan pasti akan memberikanmu seorang anak. 

akhir kata "I LOVE YOU and  GOD Bless You, amin".






16 comments:

  1. Tulisan yang bermanfaat Gwennn.. its a nice words.. so.. go A Head untuk karya selanjutnya... Semoga di awal tahun 2013 nanti menjadikan karyanya lebih baik lagi..

    Salam dari jakarta, 28 Dec 2012..

    ReplyDelete
  2. Thank you yach pak, untuk supportnya dengan setia membaca blog gwen.

    ReplyDelete
  3. saya juga mengalami hal yang sama, usia saya sudah 31 tahun dan suami sudah 40 tahun, pernikahan kami sudah 5 tahun, belum juga dikaruniai dan dipercaya Allah untuk merawat dan mendidik seorang anak yang sangat kami idamkan. disisi lain kami bersyukur kandungan saya tidak bermasalah hanya suami mengalami oligo-astheno-teratozoospermia-berat. dokter menyarankan kami menjalani ICSI / bayi tabung, tapi biaya dari mana?? Yaa Allah, berilah kepercayaan pada kami.... dukungan orang tua dan mertua yang kami harapkan justru menjadi bumerang yang menyalahkan kondisi kami, bahkan tidak segan-segan mereka mencemooh. harus bagaimanakah kami ?... kami saling mencintai..... adakah yang bisa membantu kami ??? mohon dengan sangat !

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang sabar yach mbak Khisti, tetap setia berdoa dan menanti waktu Tuhan. Bayi tabung itu tidak menjamin 100% akan berhasil, buktinya kerabat yang saya kisahkan diblog ini sudah mencoba, tetapi gagal.
      Tetap semangat yach mbakkkk, keep fighting!!!!

      Delete
  4. Ceritanya mirip kondisi temen aku koq......sabar, istigfar dan tetep berdoa...mudah2an ada keajaiban yg اللَّهِ beri untuk kita semua yang ingin hamil...aamiin

    ReplyDelete
  5. 10 tahun menikah, banyak cara pengobatan, termasuk bayi tabung sudah saya jalani, usia saya sudah 37 th dan istri 32 th.
    Jadi saya tau persis bagaimana rasanya memiliki masalah ini.
    Sabar itu saja kuncinya yang membuat kita tetap bersama dan berusaha mengumpulkan semangat dan biaya untuk ikut bayi tabung lagi.
    Semoga semua yang mengalami hal yang sama segera diberi jalan oleh Allah..amin.

    ReplyDelete
  6. Great storry, saat ini umur aku 27thn dan saat saya tau kista membuat saya menjadi infertilitas suami sy menceraikan saya ... tapi sampai detik ini saya selalu percaya Tuhan punya rencana yg indah dlm hidup saya ..

    ReplyDelete
  7. Tuhan menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya. Semoga Tuhan mendengar semua jerit pilu kita, hamba-hambanya yg blm punya anak.Kami jg blm punya anak, menikah sudah 7 tahun.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya doakan supaya cepat mendapatkan momongan, amin.
      sampai saat inipun adik saya juga masih belum mendapatkan momongan.

      Delete
  8. Usia pernikahan saya tahun ini 8 thn & sampai saat ini sy masih belum mempunyai anak, sering kali saya protes sama Tuhan.....sampai kapan Tuhan beri aq kepercayaan untuk merawat seorang anak ????
    Merasa di berkati sengan cerita ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin. Jangan pernah putus harapan, percaya saja Tuhan pasti punya rencana yang berbeda kepada setiap orang.

      Delete
    2. Amin. Jangan pernah putus harapan, percaya saja Tuhan pasti punya rencana yang berbeda kepada setiap orang.

      Delete