Monday, January 4, 2016

Hadir.... Kini

Dia, menari menghembus jingga berwarna tak berbayang
Menggoyangkan lekuk awan dalam mentari berselendang
Melangkah dan melompat kecil menorehkan jajaran bintang
Tak lihat senyuman mentari mengekang

Dia, hamparan ranting tua tak berbunyi
Melayang tinggal hanyut dalam sunyi
Berdenting dihempas kaki bernyanyi
Kemana sore kini?

Dia, mengulang tanya tak bertepi
Merintih… Mencari jingga yang menari
Menjulangkan tangan menarik selendang sang mentari

Cukuplah senja yang kan hadir… kini…

Karya: Syelvi Yunita Arianti

Thursday, December 3, 2015

Buih dan Buai Sore

Kemuning air sungai berarak pulang
Dari hulu menuju hilir, air beriring begitu riang
Sepasang mata pelan- pelan mengantar pulang
Olehnya, senja berona megah

Di Tepian Segah, sore menjelma mewah
Dua wajah saling melafal pasrah
Hanyut oleh buih dan buai langit yang perlahan pecah memerah

Dua senyum merekah tetap saja melangkah
Tersesat arus seakan tak ingin menyerah dan telah memilih serumah
Enggan terpisah, pun patah
Apalagi berakhir jengah

Namun, sore di tepian segah,

Langit yang dijemput gelap menjelma gelisah
Seakan tahu, sedang ada cinta yang resah memilih jubah?

Karya: Ichoel_sip

PENGANTAR SORE

Tak ada lagi ruang kosong di kepala ini
Angka dan kata berlomba memperebutkannya
Namun tak mampu tertampung
Wadah ini telah tumpah dan berlarian meninggalkannya

Sosok itu hadir...
Membawa suasana sore yang teduh
Menemani mengumpulkan kembali jiwa yang tercerai
Untuk kembali dirajut nyata

Tanya dalam benak terus menjelajah
Gelisah memikirkan kata orang,
tak mampu menyakiti walau tersakiti

Namun sosok di sore itu kembali menarikku untuk tak pergi jauh
Mengembalikan keakuan ku

Kehadirannya membawa sore ku kembali berwarna
Karena ku telah menemukan diriku yang telah lama tersimpan

Tuesday, December 1, 2015

LANGKAH BERBEDA

Hai kawan, mengapa sekarang engkau berubah
Ku merindukan sosokmu yang dulu,
Sosok karibku, yang selalu bisa menjadi teman dan keluarga bagiku

Namun kawan, Engkau sudah tak sama lagi
Ada benteng yang sangat tinggi menjulang diantara kita,
Diantara hiruk pikuknya suasana, kita tak saling mendengar
kita hanya terdiam dan tenggelam dalam permainan pikiran

Ego kita saling melukai, dan kita t'lah menjadi korban
Kita t'lah sampai kepada tahap saling menyakiti dalam diam
Diam ini menyiksaku, dan ku yakin juga menyiksamu

Kawan, engkau masih terbuai dalam romantisme lama
Dan tanpa sadar enggan untuk meninggalkannya
Sementara aku ingin bergerak maju, dan meninggalkannya

Kini langkah kita t'lah berbeda
Akankah kita, kan bertemu di ujung jalan yang sama
Atau kita akan memilih jalan yang terpisah

Monday, November 23, 2015

ROMANTISME MENYAPA

Senyum itu tiba-tiba hadir diwajahku
Senyum tipis, malu-malu tergambar jelas di raut wajah mungil ini
Sinar mata memancarkan kebahagiaan
Kebahagian yang memuncak tak terbendung dalam jiwa,
Membawaku terbang ke angan rasa

Romantisme menyapa hati, merasuk kedalaman jiwa

Alunan merdu piano......, 
Alunan setiap untaian kata dalam puisi 
Membuat hati semakin luluh tak berdaya

Aku larut dalam buaian alunan nada
Alunan yang meninabobokan telinga ini
Hingga ku enggan beranjak pergi
Enggan meninggalkan segala rasa yang t'lah tercipta 
Akupun seolah-olah berbisik kepadanya
"Romantisme sapalah aku dilain waktu"


Tuesday, April 14, 2015

KEBAIKAN TUHAN

Gak terasa hari ini tepatnya 14 April 2015, saya kembali bersyukur atas kebaikan Tuhan di dalam hidupku, seperti tahun-tahun sebelumnya di ultah kali ini, no birthday cake, no party, dan sakarang ku sedang berada jauh dari tengah keluarga yang berada di Balikpapan, karena sekarang ku sudah bekerja di luar kota.

Tetapi itu semua tidak menyurutkan semangatku untuk bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan, atas segala kebaikanNya, kemurahanNya, penyertaanNya didalam hidupku. Segala kenikmatan, suka dan duka telah aku lalui bersama dengan Tuhan di sisiku, Lord Jesus i want to thank you lord for all of that you've done in my life, its so beautiful, there's a joy, a hope, a sadness, a tears, happy moment. Everything is so wonderful, thank you to have you in my life dear God,  and make me a better person in the every step that i take in my life, and teach me to walk in Your guidance at Your path, amin.

God made everything beautiful in His time, amin.
Happy Birthday to my self and be a tough girl ^_^





Friday, September 5, 2014

Kebersamaan di LONG DUHUNG

Pada tulisan kali ini, Gwen akan menceritakan pengalaman pertama saat berkunjung ke Desa Long Duhung.
Sekarang ini Gwen bekerja di salah satu lembaga konservasi yang terletak di Tj. Redeb - Berau.
Gwen adalah orang Finance yang notabene kerjanya selalu dikantor, terkadang iri sich sama orang-orang program, karena mereka sering sekali travel untuk mengunjungi desa-desa atau kawasan-kawasan konservasi dengan tujuan yang bervariasi, guna mengimplementasikan dan mencapai Work plan yang telah dibuat dan disusun oleh organisasi.

Kebetulan sekali gwen mendengar bahwa Community team akan mengadakan kegiatan fasilitasi Public speaking bagi masyarakat di Long Duhung dengan tema "Semangat Bercerita". Wah saat mendengar kegiatan itu, gwen langsung berpikir, bagaimana caranya supaya bisa ikut ke kampung Duhung. Akhirnya dengan percaya diri, hehehehehe PD ni ye..... gwen mengirimkan email ke community team, bahwa gwen juga ingin melakukan kegiatan fasilitasi bagi anak-anak Duhung, yang kebetulan bertepatan dengan Hari Anak Nasional (HAN). Akhirnya mulailah mempersiapkan kerangka acuan kegiatan tsb, latar belakang, tujuan, output yang diharapkan dan budget kegiatan. Singkat kata kegiatan HAN tsb di setujui, dan akan berjalan berdampingan dengan kegiatan Semangat Bercerita.

Jumat, 18 July 2014 tengah hari, mobil kami meluncur meninggalkan Tj. Redeb menuju Desa Long Duhung, perjalanan di tempuh kurang lebih 2 jam. Pertama kali menginjakan kaki di kampung Long Duhung, saya langsung teringat akan kampung mama saya yang terletak di provinsi Kalimantan Selatan, kampung kecil yang masih di kelilingi oleh hutan lebat, dan sangat asri. Begitulah keadaan kampung Duhung, masih dikelilingi oleh hutan dan sungai.

Sore itu Gwen, bersama dengan tim mandi di sungai kecil yang sangat bagusss.... (small waterfall). airnya sangat dingin dan sejuk. Wah ternyata asyik sekali menikmati sore di Duhung, sejauh mata memandang hanya hamparan pegunungan hijau yang terlihat, sangat asri dan damai rasanya. Karena di Duhung, belum ada signal, kami semua benar-benar rehat dari namanya dunia per-gadget-an, dan hanya menikmati suasana malam di kampung berbaur melebur bersama dengan warga, bercengkrama dalam balutan diskusi ringan, di temani oleh bunyi jangkrik dan suara alam lainnya.
Bahkan bagi mbak Tutut yang telah lama mendampingi Duhung, mengatakan bahwa "ketika saya datang ke Duhung, saya merasa seperti pulang kampung, karena disini kami telah dianggap sebagai keluarga yang selalu disambut, diterima dengan hangat dan tangan terbuka". Dan hal itu benar adanya karena gwen melihat suasana kebersamaan yang terbangun bak sebuah keluarga besar yang sedang berkumpul. Jadi ini bukan sekedar tentang pekerjaan semata, tetapi ikatan emosional juga sudah terjalin antara pendamping dan warga. 


Sabtu, 19 July 2014, Acara lomba public speaking pun di mulai. Kegiatan yang dikemas dalam  Semangat Bercerita adalah bentuk dari percakapan naratif, dimana warga belajar untuk memahami bagian-bagian penting dari kehidupan mereka di kampung, baik sosial, budaya, alam, manusia dan pembangunan. Percakapan naratif merupakan salah satu landasan dalam  pendekatan Asset Based Community Development (ABCD) atau pendekatan yang berbasis pada aset/potensi yang dipakai dalam mengembangkan Kampung SIGAP REDD+.
Para Pemenang Lomba bersama fasilitator
Warga yang berpartisipasi dalam kegiatan ini ada 38 orang, setiap warga mendapatkan tema khusus yang berbeda untuk diceritakan. Ada yang bercerita tentang kebiasaan masyarakat piknik ke hutan, bagaimana cara memanjat dan mengambil madu, apa saja upaya untuk melindungi wungun, menceritakan kampung Duhung yang menjadi salah satu contoh kampung Sigap Redd+, bercerita tentang bentuk kerjasama warga dan HPH, dan masih banyak lainnya.

Seperti yang diketahui bahwa masyarakat Duhung berasal dari suku Dayak Punan, namun mereka lebih suka disebut sebagai Dayak Mapnan yang kebanyakan warganya masih sangat pemalu dan susah berbicara dengan orang asing. Sehingga lomba pelatihan ini diadakan, salah satu tujuannya adalah agar warga Duhung kedepannya dapat dengan berani dan bangga menceritakan kepada pendatang tentang Desa mereka. 



Origami Session
Minggu, 20 July 2014, adalah hari dimana saya berinteraksi dengan anak-anak warga Duhung. Gwen memfasilitasi kegiatan tersebut, dengan bernyanyi bersama, kemudian bermain dengan kertas origami, mewarnai dan menggambar, serta mendongeng tentang bagaimana kita harus bersahabat dan mencintai hutan, alam beserta isinya. Anak-anak di Duhung sangat antusias, dan semangat mereka tetap terjaga dan tidak turun dari awal hingga akhir. Kegiatan ini sangat berkesan bagi saya, karena ini adalah pengalaman pertamaku berbagi dengan anak-anak. Saat gwen melihat tawa mereka, sorak kegembiraan mereka, perhatian mereka, sanubari ini tersentuhhhhh ^_^. Ekspresi setiap anak-anak itu terekam jelas di memory ini, dan terlihat bahwa mereka sangat senang dan menikmati acara tsb. Anak-anak seperti menemukan oase di padang gurun, melalui kegiatan tsb mereka dapat menuangkan ide kreatifnya saat berkreasi dengan origami ataupun dengan coretan gambar mereka. Kegiatan bermain sambil belajar ini merupakan salah satu kegiatan yang sangat positif bagi anak, karena di saat yang bersamaan pesan moral yang kita sampaikan akan sangat mudah diterima dan di rekam dalam otak mereka.
Love the Kids Expression 

Tim Pendamping : Gwen, Wandi, Maria, Tutut, Tomy
Kebersamaan kami sebagai Tim pun sangat solid, dimana kami berbagi makanan yang sama, tempat tidur yang sama, kami berdiskusi sepanjang malam bersama dalam menyiapkan materi dan bahan lainnya, dan ada canda-tawa disana. Bayangkan kami terikat bersama dalam waktu +/- 60 jam, sangat singkat namun juga sangat bermakna. I really love these community team, thank you for Mas Tomy, Wandi and mbak Tutut, yang sudah mengijinkan saya untuk bergabung bersama dengan tim kalian dalam kegiatan ini. Serta terima kasih gwen ucapkan kepada seluruh warga Long Duhung, yang telah menerima kami dengan kehangatannya seperti dalam sebuah keluarga.

Tiga hari yang sangat berkesan buat saya, di malam tanggal 20 July itu, kami meninggalkan kampung Duhung, di perjalanan pulang Gwen berpikir bahwa Kenangan kebersamaan di Duhung ini tidak akan terlupakan, karena setiap moment yang tercipta tidak mungkin akan bisa berulang kembali. Dan Kenangan tersebut akan selalu menjadi sebuah rema yang bisa di ceritakan kepada siapapun, bahwa pertemanan dan persahabatan itu membuat kita terikat bukan sebagai teman atau rekan kerja tapi menjadi sebuah keluarga.