Meninggalkan langkah dalam
tapak kaki berlumpur kampung halaman
Perlahan dengarkan hati
berbisik kian mengusik
“Pergilah… bujuk waktu yang
semakin liar”
Mataku menari mencoba
menggapai detik untuk bisa berjalan perlahan
Lebih pelan… atau bahkan
berjalanlah dengan sangat pelan
Waktu tak bergeming dalam
denting yang terus bernyanyi berputar
Aku tak bisa berirama dengan
waktu karena ku merindu
Merindu kekasih berwajah
mungil merangkak tuk digapai
Wajah manis penuh tawa dan
senyum berseri
Mentari selalu bahagia
menyambutnya dan aku cemburu
Aku terlalu jauh dari wajah
mungil
Yang kian hari bernyanyi
bersama mentari dan menari dengan waktu
Tidakkah kau merinduku…
Berhentilah bernyanyi dan
menari sejenak, hanya sejenak
Dan rebahkan pelukmu
ditubuhku yang rapuh mengejar waktu
Biarkan kulitmu melekat
dihangat sentuhku yang menguasaimu
Dan tersenyumlah ketika
kecupanku mencoba menyampaikan rahasia hatiku
Aku menyayangimmu
Wahai pemilik wajah mungil…
Karya: Syelvi Yunita Arianti
No comments:
Post a Comment